Pada hari jum'at tanggal 31 juli 2009 di hotel Lumere/hotel Aston di kawasan senin jakarta pusat, kami mengikuti acara seminar keperawatan dengan tema "Aspek Etik dan Legal Dalam Tindakan Dialisis". Dalam seminar tersebut menghadirkan beberapa pembicara yang berkompeten pada bidangnya masing-masing, termasuk masalah hukum kesehatan terkait dengan peran dan tanggung jawab perawat dan dokter dalam tindakan dialisis, yang menarik bagi saya adalah ketika dijelaskan bahwa tindakan dialisis adalah termasuk tindakan medis bukan tindakan perawatan. Tindakan Dialisis termasuk HD dan PD harusnya dikerjakan oleh seorang dokter, tapi dalam prakteknya kedua tindakan tersebut dilaksanakan oleh perawat yang sudah lulus pendidikan dan pelatihan perawat ginjal intensif. Dalam melakukan tindakan ini sebaiknya ada pendelegasian dari dokter penanggung jawab secara tertulis, dengan demikian apabila terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan pada pasien maka akan menjadi tanggung jawab dokter. Dan yang lebih utama lagi adalah bahwa setiap tindakan Dialisis harus ada inform concent atau surat persetujuan tindakan dari keluarga pasien. Bila di mungkinkan setiap melakukan tindakan harus ada surat persetujuan tindakan sebelumnya.
Dan yang lebih menarik lagi adalah ketika penyajian seminar oleh Dr. Tunggul D Situmorang, SpPD,KGH selaku Direktur Ketua RS PGI Cikini yang menjelaskan bahwa seseorang bisa hidup tanpa ginjal. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, ini dimungkinkan bisa dialami oleh pria dan wanita. Mengganti fungsi ginjal dalam dunia medis dikenal sebagai Renal Replacement Therapy (RRT) atau terapi pengganti ginjal (TPG). Hal itu dilakukan jika fungsi ginjal kurang dari 15 persen dengan gejala-gejala uremik (keracunan). TPG terdiri dari dialisis, bisa berupa hemodialisis (HD) atau peristoneal dialisis (PD).
Istilah dialisis yang diterjemahkan sebagai cuci darah sebenarnya patut diluruskan dengan pertimbangan, sebutan tersebut sangat rancu dan tidak tepat karena darah tidak pernah bisa dicuci. Kecuali dibersihkan dari zat-zat toksik. Di satu sisi, istilah cuci darah jelas telah memberikan konotasi yang buruk. Sebab tidak mendidik bahkan terkesan menyeramkan terutama bagi pasien atau keluarga korban yang dianjurkan untuk dialisis. Ada salah satu pasien RS PGI Cikini yang yaitu Bpk Eka Putra yang turut serta memberikan materi seminar juga mengatakan bahwa istilah cuci darah sangat menyeramkan dan dianggap horor, dia lebih senang kalau memakai istilah Hemodialisis, lebih keren dan lebih enak di dengar. Mungkin bagi pasien yang lain juga demikian.
Tunggul menjelaskan, HD dilakukan lewat sarana canggih berupa mesin medis khusus yang punya kemampuan memompa darah keluar tubuh dan masuk ke ginjal buatan (dialyzer) guna dibersihkan lewat proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan berupa komposisi tertentu (program dialisat).
Fungsi ginjal buatan sebenarnya berupa serat-serat seperti kapiler darah terbuat dari cellulose sekaligus beroperasi sebagai membran dengan sifat semi permiabel yang bisa ditembus oleh air dan zat-zat tertentu yang molekulnya kecil misalnya, zat toksik ureum, kreatinine dan elektrolit. Hal tersebut yang kemungkinan sama dengan fungsi filtrasi, resabsorbsi, ekskresi dan sekresi ginjal normal.
Istilah Peritoneal Dialis (PD) merupakan dialisis lewat rongga peritoneum (rongga perut) atau kita sering menyebut cuci darah melalui perut. Walau pada prinsipnya adalah sama dengan HD. Modifikasi PD dapat dilakukan pada malam hari lewat mesin waktu tidur (Automated Peritoneal Dialisis) dengan harapan pasien tersebut dapat bekerja penuh pada siang hari.
HD dan PD punya kelebihan dan keunggulan dan kekurangan berbeda, tinggal tergantung sejauh mana kondisi pasien. Soal besarnya biaya tentu menjadi kendala dan tantangan bagi banyak pihak, melihat besarnya asuransi dan lainnya. Penanganan pasien ginjal sudah baik, terutama bagi peserta Askes boleh bersyukur berterima kasih karena mereka mendapat bantuan biaya.
Dengan kemajuan teknologi , sangat dimungkinkan hidup tanpa ginjal. Bagi yang menderita penyakit gagal ginjal dan yang mempunyai keluarga yang menderita penyakit gagal ginjal, tidak perlu kwatir karena ada solusinya yaitu Hemodialisis atau Peritonial Dialisis.
Selasa, 11 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
apakah bisa seseorang hidup tanpa ginjal ??
Posting Komentar