Mengetahui bahwa kita menderita suatu penyakit degeneratif yang tidak ada obatnya, menjadikan kita sering kali putus asa. Segala cara kita upayakan agar penyakit yang konon tidak ada obatnya ini akan hilang atau minimal berkurang, dari pengobatan yang rasional maupun yang irrasional. Kalau upaya yang dilakukan itu membuahkan hasil,
akan membawa dampak yang positif bagi penderita, memacu semangat untuk tetap bertahan hidup. Namun bila upaya yang dilakukan dirasa "sia-sia" maka justru akan memicu ke arah penurunan kualitas hidup. Lalu apa yang mestinya harus dilakukan?, yang paling penting adalah penyadaran diri akan penyakit yang diderita dan keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Dengan penyadaran diri itu maka diharapkan akan lebih mampu menerima diri sendiri. Kesadaran bahwa gagal ginjal bukan akhir dari segalanya. Dengan menderita penyakit ini bukan berarti tidak dapat berbuat sesuatu prestasi layaknya orang yang sehat. Sebagai contoh saja, pasien saya yang bernama Hasan Basri, dia sudah menjalani terapi HD (Hemodialisis) sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang, dia tetap semangat, tetap tegar, nrimo ing pandum (nerima dengan pemberian Allah), tidak pernah mengeluh, bahkan dia masih ditunjuk sebagai imam sholat wajib, sholat jumat dan menjadi khotib sholat idul fitri dan idul adha. Dengan semangatnya dia masih tetap dipandang sebagaimana orang yang sehat.
Banyak cara bisa diusahakan untuk mengisi hari-hari yang dirasakan berat. Hal-hal yang perlu untuk selalu diperhatikan oleh penderita agar kualitas hidupnya meningkat antara lain adalah mengunjungi dokter anda secara rutin, melakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin, pengobatan yang tepat, mencari informasi sebanyak mungkin, pengaturan pola makan dan minum yang tepat, tetap melakukan aktifitas dan jangan lupa menjalankan ibadah.
Kamis, 13 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar