Dalam sepekan terakhir Indonesia telah dihebohkan dengan munculnya virus H1N1 atau yang biasa yang disebut dengan virus flu babi. Virus yang sebabkan hasil persilangan antara penyakit influenza hewan unggas dan babi ini setidaknya menjadi wabah yang belakangan ini banyak menteror masyarakat dunia termasuk masyarakat Indonesia.
Virus meksiko ini, sedang masuk dan "bergerilya" mencari mangsa ke Indonesia. Masalahnya, di Indonesia sendiri tercatat banyak kasus masyarakat positif terjangkit influenza A-H1N1. Kian hari semakin banyak dan meningkat jumlah masyarakat yang tercatat positif terjangkit.
Pada tanggal 25 Juni 2009, ditemukan satu warga negara Indonesia dan seorang warga negara Inggris dinyatakan positif influenza A-H1N1. Korban bertambah pada 26 Juni 2009, seorang bernama George Coltman, turis asal Australia, yang dirawat di RSUP Sanglah, Bali, dinyatakan juga pisitif menderita flu babi. Ditemukan lagi, warga Pondok Indah, Jakarta Selatan, berinisial AM (22) secara positif telah tertular virus A-H1N1 dan sudah dirawat di Rumah Sakit Sulianti Saroso jakarta pada 1 Juli 2009.
Keganasan akan virus H1N1 ini tidak hanya terhenti di situ, pada 3 Juli 2009, salah satu Departemen Kesehatan melaporkan ada tambahan kasus influenza H1N1 di Jakarta sebanyak 12 orang. Hanya selang beberapa hari, jumlah kasus penderita sudah mencapai 10 orang. Sungguh, teror dan ancaman virus flu babi ini lebih ganas dari pada dengan kasus virus flu burung.
Bagaimana tidak, terbukti dalam sepekan yang lalu seluruh aktivitas mengajar diberhentikan dan ditutup secara total oleh beberapa sekolahan di Asia Tenggara. Pemberhentian aktivitas mengajar itu dilakukan karena hampir seluruh siswa telah secara positif terjangkit virus H1N1. Fakta di atas mengindikasikan bahwa ancaman yang memababi buta oleh virus H1N1 telah menjelma menjadi probelematika yang kian hari besar.
Meningkatnya aktivitas penyebaran virus flu babi ini, boleh dikatakan sudah mulai tak terbendungkan lagi. Ada banyak hal yang sebenarnya menjadi penyebab munculnya virus flu babi di Indonesia, salah satunya lantaran banyaknya turis asing yang masuk ke Indonesia dengan membawa virus tersebut tanpa mereka sadari. Kecorobohan ini, mengakibatkan proses penyebaran virus H1N1 ini mengalami perluasan. Pada 7 Juli Departemen Kesehatan, lagi-lagi menyebutkan delapan kasus baru terkonfirmasi positif terinfeksinya virus H1N1. Sebanyak empat siswa asal Indonesia dilaporkan positif terjangkit virus influenza H1N1 di beberapa Kota Jepang.
Selain itu, pada 8 Juli 2009 lalu, tiga pasien yang dirawat di RSUP Adam Malik, Medan, yaitu WKC (9), Cal (17), dan VH (20), dinyatakan positif terjangkit virus influenza H1N1. Kasus terakhir pada 9 Juli 2009, Rowan Hepburn (26) asal Amerika, yang dirawat di RSUD Kanujoso Djatibowo, Balikpapan, dinyatakan positif terkena influenza H1N1. dalam sepekan terakhir, tercatat kasus positif H1N1 per juli, dari pria sebanyak 35 persen, sedangkan dari pihak wanita kasus ini sebanyak 16 persen. Jadi total kasus yang ada tercatat 52 orang, satu pasien tidak ada data. (Kompas 11-7).
Meningkatnya Korban
Akibat keganasan virus A-H1N1, tercatat sebanyak 440 orang telah tewas. Dan disinyalir virus ini semakin kebal terhadap Oseltamivir. Badan Kesehatan Dunia, WHO, dalam laporan terbaru menyebutkan, influenza H1N1 telah menginfeksi 100 ribu orang di 137 negara. Sebuah angka yang sungguh sangat mencengangkan sekaligus menakutkan.
Kasus penularan flu H1N1 di Inggris tergolong yang paling parah. Sebanyak 14 warga Inggris yang terinfeksi dilaporkan telah meninggal Kamis (9-7). Departemen Kesehatan Inggris sendiri pun menyebutkan bahwa kini terdapat 9.718 kasus positif penularan H1N1 dan masih ada 335 penderita flu yang dirawat di rumah sakit di seluruh Inggris.
Dengan semakin banyaknya jumlah kasus itu, Inggris kini berada di tempat ketiga kasus flu terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Meksiko. Bahkan, meningkatnya penyebaran infeksi flu H1N1 dikhawatirkan mendekati tingkat epidemi.
Yang menakutkan selain korban semakin banyak yang berjatuhan, virus influenza H1N1 juga semakin kebal terhadap obat oseltamivir. Hal ini ditandai kemunculan beberapa kasus resistensi terhadap obat itu di sejumlah negara. Padahal, oseltamivir merupakan komponen kunci pengobatan bagi pasien yang terinfeksi virus itu. Sebab itu, penggunaan dan dosis obat tersebut harus tepat.
WHO dalam situsnya menyatakan telah mendapat informasi dari otoritas kesehatan di Denmark, Jepang, dan kawasan administratif khusus di Hong Kong, China, terkait adanya virus H1N1 yang kebal terhadap obat antivirus oseltamivir. Hal ini diketahui setelah diuji lewat laboratorium. Virus-virus itu ditemukan pada tiga pasien yang tidak sakit berat.
Guru Besar Ilmu Mikrobiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Amin, mengatakan bahwa resistensi flu babi (H1N1) kemungkinan muncul karena telah terjadi mutasi spontan virus tersebut. Penyebab lain adalah virus influenza H1N1 berkoalisi dengan virus lain yang kebal terhadap oseltamivir. Bila tidak segera diatasi, kondisi ini akan mempersulit pengobatan. Jika virus kebal terhadap oseltamivir, pilihannya adalah meningkatkan dosis obat dengan risiko toksisitas. Adapun cara lain adalah mencari obat baru yang tidak selalu ada.
Munculnya resistensi virus H1N1 yang kebal terhadap obat oseltamivir, menambah satu persoalan dalam proses penanggulangan penyakit yang mematikan ini. Pasalnya, hingga detik ini belum bisa ditemukan secara pasti obat pengganti untuk melenyapkan virus tersebut. Sehingga, disadari atau tidak bahaya virus flu babi (H1N1) sampai sekarang masih berkeliaran dan siap menteror setiap orang, kapan dan di mana pun saja.
Sumber : Lampost tanggal 13 juli 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar